Tangerang Selatan, Lembarankita.com – Kejadian memalukan terjadi lagi di sepak bola Indonesia. Insiden tersebut terjadi saat Persitangsel vs Raga Negeri FC pada Liga 4.

Pertandingan antara Persitangsel vs Raga Negeri itu dihelat di Lapangan Heroik Kopassus, Kota Serang, Rabu (05/02/2025). Dalam pertandingan itu, ada insiden kekerasan yang dilakukan kapten Persitangsel Nurhidayat. Dia mencekik pemain lawan yang sudah tak berdaya di lapangan.

Mirisnya wasit pada pertandingan tersebut tidak memberikan peringatan maupun kartu atas aksi mencekik lawan itu.

Tentunya aksi ini sangat disayangkan oleh penikmat sepak bola Indonesia. Pasalnya duka atas kasus di Kanjuruan Malang masih belum pulih.

Salah satu pengamat sepak bola Akmal Marhali yang juga merupakan Koordinator Save Our Soccer itu membagikan keresahannya di Instagram pribadinya, @Akmal Marhali20.

Baca Juga :  Lift Crane di Blora Terjatuh, 3 Pekerja Tewas

“Inilah wajah buruk sepak bola kita,” tulis Akmal di caption unggahannya, dikutip Jumat (07/02/2025).

Dalam unggahan itu, Akmal memajang foto insiden memalukan itu. Di captionnya, dia menuliskan keresahannya melihat kejadian tak sportif itu.

“Maksud hati ingin menikmati pertandingan sepakbola @liga4matches di @asprovpssibanten antara @persitangsel.official melawan @raganegeri @raganegerifa di lapangan Heroik Kopassus, Kota Serang, untuk melihat bakat-bakat muda sepakbola nasional,” tulisnya.

“Tapi, apa daya yang dipertontonkan malah aksi brutal yang kebablasan. Bukan kasar, tapi sudah menjurus penganiayaan. Bikin miris yang melakukan adalah kapten tim, Nurhidayat. Dan, tambah sedih wasit Irwan Haedori tak memberikan peringatan apalagi hukuman kartu. Mencekik lawan yang sudah tak berdaya. Sungguh, ini bukan pembinaan yang diharapkan!” ujarnya.

Baca Juga :  Ijin Bangunan Belum Terbit, Mie Gacoan Daerah Serpong di Segel Satpol PP

Menurut Akmal, Panitia Disiplin (Pandis) Asprov PSSI Banten harus memberikan hukuman berat kepada perbuatan penganiayaan yang dilakukan.

“Bahkan, bila perlu disanksi seumur hidup tak terlibat di sepak bola. Ini sudah melampaui sportivitas dan fair play,” tuturnya.

“Wasit yang memimpin pertandingan juga harus dapat sanksi dari Komite Wasit karena melakukan pembiaran yang akhirnya menjadi pembenaran dan bisa dilakukan pemain atau tim lain ke depan,” katanya lagi.

Lebih jauh, Akmal meminta seluruh elemen sepak bola Indonesia serius membangun pondasi sepak bola yang kuat.

“Jangan sampai ada pelanggaran berat dibiarkan hanya untuk mencari kemenangan. Para pemain sejak usia muda juga harus mulai dibina dengan mentalitas yang benar. Sepak bola adalah profesi terhormat dan mulia maka para pemain harus menjaganya. Saling respek!” tegas Akmal.

Baca Juga :  Vila Di Puncak Bogor Disegel Pemerintah Karena Berdiri di Kawasan Hutan Produksi

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *